Title : Already Gone
Author : Vi_Agsh
Length : Chaptered
Genre : Romance
Cast : Bigbang's G-Dragon & 2NE1's CL
*
*
*
Jiyong POV
Cklek! Aku membuka pintu kamar Chaerin memeriksa apakah gadis itu ada didalam atau tidak. Aku memang sengaja tidak mengganggunya setelah kejadian tadi malam karna dia pasti ingin menenangkan diri.
Aku masih ingat dengan suara tangisan dan wajahnya yang terlihat begitu terluka karna kata-kata sialan yang entah kenapa bisa keluar dari mulutku.
Chaerin tidak ada dikamarnya atau disudut manapun dirumah ini. Apa dia sudah berangkat kerja? Tapi tidak mungkin sepagi ini. Aku melirik kearah jam yang tergantung disalah satu sudut ruangan ini. 6.30 pagi. Bahkan gedung itu pasti belum buka. Atau jangan-jangan…
Aku buru-buru mengambil ponsel yang ada di saku celana trainingku. Setelah menekan nomor yang sudah kuhafal diluar kepala, kemudian menempelkan benda persegi panjang itu ketelingaku menunggu orang diseberang sana menjawab panggilan.
“Angkat telponku, Chaerin-ah!!” ini sudah panggilan yang kelima kalinya namun Chaerin tak kunjung mengangkat. “Brengsek!” aku mengumpat kesal lebih ke diriku sendiri.
Menelpon kekantor Chaerin pun percuma tidak akan ada yang mengangkat karna ini masih terlalu pagi. Bagaimana jika dia benar-benar kabur?
Aish! Aku mengacak-acak rambutku yang memang sudah berantakan. Jangan berpikir yang macam-macam dulu Jiyong-ah, tidak mungkin Chaerin kabur begitu saja dari rumah ini. Kalau pun ingin pergi, mau pergi kemana dia? Dia tidak mempunyai siapa-siapa selain aku.
Bagaimanapun juga aku tidak ingin kehilangan Chaerin. Hanya dia satu-satunya yang kupunya didunia ini. Dia lebih dari sekedar adik bagiku. Dia gadisku. Gadis yang akan selalu kucintai bagaimanapun keadaannya.
Jiyong POV End
*
*
*
Normal POV
Chaerin duduk dihalte dekat kantornya dengan pandangan kosong. Dia sengaja pergi sepagi ini untuk menghindari bertemu dengan Jiyong.
Chaerin benar-benar belum siap bertemu dengan Jiyong sekarang. Dia takut Jiyong akan memaksanya lagi untuk menggugurkan kandungannya. Hal itu tidak akan dilakukannya sampai mati. Chaerin masih cukup waras untuk tidak membunuh anaknya sendiri. Darah dagingnya.
Pukul 7.20, Chaerin melirik jam tangan kecil dipergelangan tangannya. Toko-toko disekitar kantornya sudah mulai buka dan terdengar lantunan lagu dari boyband yang dikenal Chaerin. Dia hafal betul dengan lagu itu, Lies dari Bigbang.
Chaerin ingat dia pernah mengirim CD demo ke YG Entertainment beberapa bulan yang lalu. Dia tidak benar-benar serius ingin menjadi trainee di agency itu, dia hanya iseng mengikuti teman sekantornya yang saat itu juga mengirim CD demo saat YG membuka audisi waktu itu.
Sepertinya gedung kantornya sudah buka dan dia bisa segera masuk. Dia tidak ingin Jiyong menemukannya disini. Chaerin mendudukkan dirinya dikursi yang setiap hari selama 9 jam menemaninya.
Dia kembali memikirkan audisi di YG beberapa bulan lalu. Jika Chaerin lolos, maka dia bisa menjauh dari Jiyong dan anaknya akan aman.
Sebenarnya hari ini pekerjaannya tidak terlalu banyak karna majalah mereka sudah terbit kemarin dan majalah mereka sukses besar. Jadi dia bisa sedikit bersantai.
“Chae-ya~” seorang wanita melambaikan tangannya didepan wajah Chaerin karna kedatangannya tak ditanggapi sama sekali.
“Ah? Ne?” Chaerin menyahut setelah kembali dari lamunannya.
“Kau ini kenapa? Kau ada masalah?” gadis bermarga Kang ini memandang Chaerin dengan tatapan heran karna tak biasanya Chaerin seperti ini.
“Ne, ada sedikit masalah dirumah.” Bibir Chaerin sedikit bergetar mengingat kejadian itu.
“Kau bertengkar dengan Oppa-mu itu ya? Ah itu masalah biasa Chaerin-ah. Aku juga sering bertengkar dengan Oppa-ku, tapi pada akhirnya kami berbaikan dan kembali jadi saudara yang akur. Aku sangat menyayangi Oppa-ku itu.” Minkyung berceloteh didepan Chaerin. Tapi ini bukan persaudaraan seperti yang kau pikirkan Minkyung-ah, jika kau tahu apa yang terjadi padaku kau tidak akan menganggap masalah ini begitu mudah, batin Chaerin.
Wanita didepan Chaerin ini sangat cantik dan mempesona, suaranya juga sangat merdu. Tapi dia memiliki sifat 4D yang kalian tau itu semacam sifat aneh. Wanita ini juga yang mengajak Chaerin ikut mengirim CD demo ke YG Ent.
Tapi menurut Chaerin, Minkyung tidak memiliki gaya Hip Hop seperti image artis YG selama ini. Waktu itu Minkyung mengirim CD demo rekaman nyanyiannya dengan nada tinggi. Itulah keahlian Minkyung.
Sedangkan Chaerin, dia mengirim CD rekaman saat dia melakukan rap yang mengagumkan menurut Minkyung. Walaupun Minkyung menganggap gaya rap Chaerin mengagumkan tapi dia tidak yakin president YG akan memberi komentar yang sama mengingat YG bukan hanya mencari artis berbakat, tapi artis dengan bakat luar biasa seperti idol yang dikagumi Chaerin, Thunder Park. Leader dari Bigbang.
Menurut Chaerin orang itu sangat luar biasa. Tidak hanya bernyanyi dan rap yang luar biasa tapi dia juga bisa menari dengan baik, menciptakan lagu dan juga selera fashionnya benar-benar hebat. Pria Park itu benar-benar luar biasa dimata Chaerin.
“Chaerin-ah, nona Choi mau mengajak tim kita makan siang bersama hari ini. Eotte? Kau pergi kan?” Minkyung berujar dengan semangat.
Chaerin diam memikirkan ajakan Minkyung lebih tepatnya undangan Nona Choi, manager diperusahaan mereka. “Ayolah, jangan menolak nona manis. Apa kau tega membiarkanku sendiri tanpa teman? Aku bisa mati karnanya.” Oh ayolah kini Minkyung mulai berlebihan. Chaerin berpikir sejenak sebelum akhirnya mengambil keputusan.
“Eoh. Aku akan pergi denganmu. Kita akan makan siang dimana?” Tidak ada salahnya kan? Lagipula untuk apa terus-terusan memikirkan masalah ini. Sesekali dia ingin bersantai dan berkumpul dengan teman-temannya.
“Kalau tidak salah disebuah Café didaerah gangnam.” Gangnam? Itu kan daerah kantor Jiyong. Jangan sampai mereka akan pergi ke café dekat kantor Jiyong yang biasa dikunjungi Jiyong jika makan siang. “Kau ini kenapa diam saja dari tadi?” Minkyung lagi-lagi membuyarkan lamunan Chaerin.
“Aniya, gwenchanha.”
“Sudahlah, jangan terlalu memikirkan pertengkaranmu dengan Oppa-mu itu. Lama-kelamaan kalian pasti akan berbaikan dengan sendirinya. Sekarang saatnya bersenang-senang, Chaerin-ah.”
Chaerin sudah mulai bisa tersenyum sekarang. “Hm, ne.”
“Kalau begitu aku kembali ke mejaku dulu ya.” Minkyung buru-buru pergi sebelum Chaerin sempat menyahuti perkataannya.
*
*
*
“Chaerin-ah, kajja.” Minkyung sudah ada didepan meja Chaerin.
“Hmm...” gadis bermarga Lee itu membereskan berkas-berkasnya dan menyambar tasnya yang ada dibawah. “Hanya kita berdua?” Chaerin melihat sekeliling karna hanya mereka yang terlihat ingin pergi.
“Teman-teman yang lain sudah pergi dengan pasangan masing-masing. Karna aku sedang tidak punya pasangan dengan terpaksa aku pergi denganmu.”
“Ya! Jadi kau terpaksa pergi denganku?” Chaerin mulai protes dengan apa yang dikatakan Minkyung.
“Hahaha harusnya kau seperti ini dari tadi. Chaerin temanku itu seorang yang berisik. Chaerin yang kutemui tadi bukan temanku yang biasanya, dia terlihat berbeda. Tapi sekarang temanku sudah kembali.” Gadis bermarga Kang itu memeluk bahu Chaerin yang hanya bisa tersenyum.
“Ne. Gomawo sudah menghiburku. Aku senang punya teman sepertimu.”
Chaerin dan Mikyung segera masuk kedalam mobil setelah menemukan mobil Minkyung yang terparkir disalah satu sudut tempat parkir digedung ini. “Gunakan safety belt mu, Chaerin-ah. Aku tidak mau menjadi tersangka ‘2 Gadis Muda Mengalami Kecelakaan Saat Ingin Pergi Makan Siang’” Ujar Minkyung sambil memasang safety belt-nya.
“Kau ini ada-ada saja.” Chaerin terkekeh kecil mendengar gurauan temannya ini. “Aku bukan anak kecil lagi, Minkyung-ah. Aku tahu harus menggunakan ini saat dimobil. Tapi jika kau mengemudi dengan ugal-ugalan maka ini akan jadi percuma.” Sambungnya.
“Jika kita tidak cepat-cepat, kita akan terlambat.” Kilah gadis berkulit putih pucat itu. Minkyung segera melajukan mobilnya menuju café yang dijanjikan.
Citt!
Mobil Minkyung berhenti karna lampu lalu lintas sedang berwarna merah. Chaerin melihat kesekelilingnya, mereka berada disebuah simpang didaerah Gangnam dan jika tidak salah kantor Jiyong sudah mereka lewati tadi. Harusnya café tempat Jiyong biasa makan siang ada disekitar sini.
Chaerin kembali memperhatikan sekelilingnya. Tidak sengaja matanya menangkap sosok seorang yang sangat dikenalnya berada disebuah café dipersimpangan ini. Dia bersama seorang wanita kurus, berambut pendek, dan berbibir tebal.
Si wanita kurus mulai mendekati wajah si pria dan kemudian menempelkan bibir mereka. Mereka berciuman mesra sekali. Chaerin bisa melihat mereka dengan sangat jelas mengingat posisi mereka dan Chaerin hanya terhalang kaca mobil dan kaca dinding di café itu, jarak mereka pun hanya sekitar 5 meter.
Air mata Chaerin sudah memaksa ingin keluar dan akhirnya sudah tak dapat ditahannya lagi. Gadis itu hanya bisa menunduk menahan isakannya agar tak didengar teman disebelahnya itu. “Hik..” Sebuah isakan akhirnya lolos dari bibir Chaerin membuat Minkyung menoleh kearahnya.
“Chaerin-ah, wae? Kau kenapa?” Mikyung menatap bingung pada temannya itu. Lampu didepan mereka sudah berwarna hijau, Mikyung pun melajukan mobilnya dan mengurungkan niat untuk menanyai Chaerin, lagipula temannya itu terlihat sangat sedih dia jadi tidak tega pada Chaerin jika dia mengintrogasinya.
“Chaerin-ah, sudahlah. Jangan menangis terus, jika yang lain lihat mereka bisa mengira aku melakukan hal yang tidak-tidak padamu. Padahal kan aku hanya gadis polos yang tidak tahu apa-apa.” Guraunya berharap Chaerin bisa sedikit terhibur. Benar saja, gadis bermata kucing itu sedikit terkekeh mendengar ucapan Minkyung. Syukurlah dia sudah tidak terlalu sedih lagi, batin Minkyung.
*
*
*
Chaerin POV
Jam makan siang sudah habis, aku dan teman-temanku sudah kembali kekantor untuk melanjutkan pekerjaan. Saat makan siang tadi aku benar-benar bersikap seolah tidak terjadi apa-apa dan tidak menangis sedikitpun. Aku tidak menceritakan apapun pada Minkyung dan untungnya dia tidak bertanya yang macam-macam.
Ini aibku dan aku tidak nyaman untuk menceritakan semua ini pada Minkyung karna aku takut dia akan menjauhiku setelah aku menceritakan semuanya dan aku tidak sanggup dengan pandangan orang-orang padaku jika mereka juga tahu.
Aku menyandarkan punggungku pada sandaran kursiku. Bayangan Jiyong sedang bersama wanita yang tidak kutau siapa muncul terus menerus seperti kaset rusak yang menganggu pikiranku.
Bagaimana bisa pria itu berkhianat? Apa dia tidak ingat padaku? Apa dia tidak ingat dengan hubungan kami selama ini? Jadi selama ini Jiyong sudah berselingkuh dibelakangku? Benar-benar pria brengsek! Aku menyesal selama ini sudah mencintainya, selama ini sudah percaya dengan kata-katanya.
Aku sudah tidak bisa menangis lagi sekarang, sudah terlalu lelah untuk menangis, terlebih menangisi orang yang tidak pantas untuk ditangisi. Bahkan untuk cinta atau sekedar kata maafku pun dia tidak pantas.
Selama ini aku rela melakukan apapun untuk Jiyong bahkan aku sudah merelakan harta yang paling berharga karna dia selama ini berpikir Jiyong yang akan menjadi pendamping hidupku selamanya tapi dengan teganya Jiyong menghianati cinta dan kepercayaanku.
Daripada memikirkan pria brengsek itu, lebih baik melanjutkan pekerjaan. Aku memeriksa komputerku dan ternyata ada email masuk dikotak pesan. Aku menyipitkan mataku untuk melihat dengan jelas email dari siapa itu karna ini sedikit mencurigakan.
Dari YG Entertainment? Tidak mungkin. Untuk apa perusahaan itu mengirimiku email seperti ini? Mungkin ini hanya email penipuan. Aku memutuskan untuk mengabaikan email itu dan melanjutkan pekerjaan yang tadi kutinggalkan untuk makan siang.
Ddrtt.. Ddrtt..
Ponselku bergetar diatas meja. Aku melirik sekilas nomor yang tertera disana. Nomor tak dikenal. Mungkin saja telepon penting, jika memang ini penipu aku akan memaki orang ini habis-habisan. Aku menggeser icon telepon berwarna hijau diponselku dan menempelkannya ditelingaku “Yeoboseo?”
“Ne, apakah benar ini nona Lee Chaerin?” sahut orang diseberang sana.
“Ne, ini Lee Chaerin. Anda dari mana?” Aku menyahut. Suara wanita yang tidak pernah kukenal suaranya sebelumnya. Siapa ini?
“Saya dari staf YG Entertainment hanya ingin memberitahukan pada nona Lee jika anda diterima menjadi trainee diagency kami. Saya juga sudah mengirimi anda email, tapi anda tidak membalas. Saya pikir anda tidak menerima email dari kami.”
YG Entertainment? Benarkah ini? Aku tidak sedang bermimpi ‘kan? Aku diterima menjadi trainee di agency sebesar YG Entertinment? Ini bukan penipuan ‘kan? Seseorang tolong cubit aku!
“Nona Lee, apakah anda mendengar saya?” si wanita yang mengaku sebagai staf di YG Ent itu bersuara lagi karna aku tidak memberikan respon apapun padanya.
“Ah ne?” Akhirnya aku menyahuti wanita itu setelah beberapa saat.
“Apa anda baik-baik saja?” wanita itu bertanya.
“Ne, aku baik-baik saja. Benarkah aku diterima menjadi trainee? Ini bukan penipuan ‘kan?”
“Bukan nona. Ini bukan tindak penipuan atau apapun itu. Anda benar-benar diterima di agency kami. Anda bisa cek email yang kami kirimkan pada Anda.”
Bagaimana ini? Aku akan jadi bagian dari YG Entertainment! Akh! Eottokhaee?! Aku benar-benar ingin berteriak sekarang. Siapa yang tidak senang mengetahui dia diterima sebagai salah satu trainee di agency raksasa YG Entertainment?
“Ah, baik. Tunggu sebentar aku akan mencari email itu.” Aku segera mencari email yang tadi kuabaikan. Membuka dan membacanya, tidak ada satu katapun yang terlewat dari pandanganku. Aku membacanya dengan sangat teliti.
“Disini dikatakan aku diminta untuk menemui president Yang Hyun Suk besok.” Ujarku memberitahu apa isi dari emaili itu.
“Ne, anda diminta untuk menemui Yang sajangnim besok jam 10 pagi dan setelah itu anda resmi menjadi trainee di agency kami.”
Aku akan menjadi idol terkenal di Korea! Ah bagaimana ini? Ini bahkan tidak pernah kubayangkan sebelumnya karna aku hanya mengikuti Minkyung yang mengirim CD untuk audisi.
Aku merasa aku tidak punya bakat apapun untuk jadi seorang idol terkenal, aku hanya bisa sedikit rapping dan sekarang aku diterima di YG. Aku benar-benar senang sekarang dan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
“Ah, ne. Aku akan datang besok. Tapi apakah aku bisa menjadi trainee sekaligus bekerja disebuah perusahaan?” Aku bertanya ragu-ragu. Aku ingat masih bekerja untuk majalah, tapi jika tidak boleh aku bersedia mengundurkan diri dari pekerjaan ini.
“Tidak bisa nona, anda harus focus berlatih selama menjadi trainee disini. Jika anda tidak mau mengundurkan diri, dengan terpaksa kami akan menjari orang lain untuk menjadi trainee disini.” Ujar wanita itu menjelaskan.
“Ah begitu ya? Aku hanya bertanya, sebenarnya aku tidak sedang bekerja diperusahaan manapun. Hehehe…” kilahku. Aku tidak ingin mereka berubah pikiran dan batal menjadikan aku trainee di YG.
“Baiklah kalau begitu, anda jangan lupa untuk datang besok menemui presiden kami. Kamsahamnida.”
Chaerin POV End
*
*
*
Normal POV
Chaerin benar-benar ingin berteriak sakarang, begitu senang sampai dia tersenyum-senyum sendiri dan membuat orang-orang yang lewat didepan mejanya menatapnya dengan pandangan aneh. Minkyung yang juga lewat didepannya pun merasa heran dengan sikap temannya itu karna seingatnya tadi Chaerin menangis tersedu-sedu entah karna apa dan sekarang gadis itu tersenyum senang. Seperti orang gila saja, pikirnya.
“Chaerin-ah, gwechanha?” Minkyung mendekati Chaerin sambil membawa segelas kopi yang baru dibuatnya di pantry tadi. Hup! Chaerin mengambil dan meminum kopi dari tangan Minkyung.
“Ya!” teriak si empunya protes. “Itu kopi-ku!” sambungnya.
“Hahaha… Mianhae, Minkyung-ah. Aku sedang tidak bisa mengendalikan emosiku. Dan sekarang aku sedang mencoba mengendalikannya.”
“Sebenarnya ada apa?” Tanya Minkyung lagi.
“Jika kukatakan kau pasti akan terkejut dan iri padaku.” Ujar Chaerin bangga.
“Jinjja? Aku tidak yakin.” Minkyung mengambil lagi gelas kopinya dari tangan Chaerin.
“Kemarilah,” Chaerin mengisyaratkan agar Minkyung mendekat agar dia bisa berbisik. “Aku diterima menjadi trainee di YG Entertinment.” Bisik Chaerin ditelinga minkyung.
“Mwoya?!” Minkyung berteriak dengan semena-mena didekat Chaerin hingga makin banyak orang yang menoleh kearah meja Chaerin sekarang.
“Ne. Aku mendapatkan email ini dan salah satu staf mereka barusan meneleponku mengabari jika aku diterima menjadi trainee.” Kata Chaerin bangga.
“Benarkah?” Minkyung menggeser monitor dimeja Chaerin dan membaca email yang tadi disebutkan Chaerin.
“Woah, daebak!” Ujarnya dengan mulut menganga. “Aku benar-benar tidak percaya jika kau menjadi trainee disana. Padahal kan aku yang mengajakmu untuk mengirim CD demo kesana.” Minkyung berujar kecewa.
“Awalnya aku juga tidak percaya dan mengira ini tindak penipuan. Aku baru percaya saat staf mereka meneleponku dan menyuruhku kekantor mereka besok. Lalu setelahnya aku akan resmi menjadi trainee disana.” Chaerin tersenyum senang.
“Ah aku sangat iri padamu. Seandainya aku diterima disana.” Kini Minkyung benar-benar iri pada Chaerin, bagaimana tidak semua orang ingin menjadi trainee disana termasuk dia tapi gadis yang ada didepannya ini yang ternyata berhasil menjadi trainee disana.
“Minkyung-ah, kau punya kemampuan. Suaramu mengagumkan, kau pasti bisa menjadi artis nanti. Aku yakin itu. Kudengar MBK sedang membuka audisi, kau bisa mengirimkan CD demo-mu kesana.”
“Jinjja?” Tanggap Minkyung bersemangat.
“Eoh. Kau bisa mencari informasinya diinternet nanti.” Minkyung hanya mengangguk menanggapi perkataan Chaerin sambil berpikir dia akan mengirim CD demo-nya ke MBK nanti. “Bagaimana dengan pekerjaanmu disini, Chaerin-ah? Kau akan mengundurkan diri?”
Chaerin mengangguk, “Eoh. Aku akan mengundurkan diri dari sini. Mereka tidak menerima jika trainee nya bekerja. Tapi aku akan sulit bertemu denganmu, Minkyung-ah.” Ujar Chaerin sedih.
Minkyung tersenyum, “Gwenchanha, Chaerin-ah. Kau sedang mengejar mimpimu menjadi artis. Aku juga akan seperti itu nanti. Lagi pula nanti saat kita sudah menjadi artis, kita akan sering bertemu. Kita harus berusaha keras agar mimpi itu segera terwujud. Fighting!” Ucap Minkyung semangat dan tersenyum membuat matanya mengecil.
“Iya, Minkyung-ah. Fighting!” Chaerinn tersenyum dan mengikuti Minkyung mengepalkan tangan diudara.
Ini merupakan kesempatan bagi Chaerin untuk benar-benar menjauh dari Jiyong. Chaerin akan mengundurkan diri dan segera pergi dari tempat terkutuk yang selama 3 tahun ini ditempatinya bersama Jiyong. Dia yakin jika menjauh dari Jiyong, dia akan aman dan jauh lebih baik. Ini juga merupakan jalan untuk membalas dendam pada pria brengsek itu.
Jiyong pasti tidak akan percaya jika suatu saat nanti bertemu dengannya. Chaerin tidak sabar menantikan saat itu, dimana dia akan menunjukkan pada Jiyong jika dia bisa sukses dan terkenal. Saat membalas dendam adalah saat yang paling indah.
To be continued...
0 komentar:
Posting Komentar