Title: You've Hurt Me
Genre: Romance, Family
Length: Chaptered
Cast: 2NE1's CL, Bigbang's G-Dragon, Super Junior's Donghae
Support Cast: 2NE1's Dara, Bigbang's Taeyang
*
*
*
“Emh..” lenguhan nyaman dan manja seorang pria, atau lebih tepatnya seorang suami. Tangannya melingkar di perut istrinya yang sedang memasak makan malam mereka. Ia menyamankan posisinya dengan menaruh dagunya di pundak sang istri dan mencium ceruk leher istrinya cukup lama. Sesekali ia mengusap perut istrinya, merasakan adanya kehidupan di dalam sana. Bayi mereka.
“Oppa jangan seperti ini, aku sedang memasak makan malam kita. Aku sulit bergerak jika kau memelukku begini,” Ujar sang istri berharap agar suaminya melepaskan lingkaran tangannya dan ia bisa memasak dengan tenang.
“Shirreo.” Ucap pria itu seolah menegaskan jika dia tidak mau jauh dari istrinya itu. “Aku ingin berada di dekat istriku, apa tidak boleh?”
“Tentu boleh. Tapi nanti saja okay, aku sedang sibuk sekarang.” Ucap si istri berusaha memberi pengertian pada suaminya yang manja itu.
“Ya sudah kalau begitu.” Ucap Jiyong seraya melepaskan lingkaran tangannya di perut Chaerin dan berjalan kearah meja makan lalu duduk di salah satu kursinya. Sikapnya seperti anak kecil yang sedang merajuk karna tidak dibelikan ice cream oleh ibunya.
Chaerin melirik ke arah suaminya dan tersenyum. Chaerin meletakkan spatula yang dipegangnya dan menghampiri sang suami.
“Aigoo… Suamiku yang tampan ini merajuk, hm?” rayu Chaerin pada Jiyong. Chaerin sedikit membungkuk di depan Jiyong dan mengusap lembut pipi kiri Jiyong.
“Hmm.”
Jiyong hanya bergumam menanggapi pertanyaan Chaerin. Chaerin tersenyum lagi melihat tingkah suaminya ini. Seperti anak kecil, pikirnya. Tapi Chaerin sangat mencintai namja yang seperti anak kecil ini.
“Jangan marah, yeobo.” rayu Chaerin lagi dan mengecup bibir Jiyong sekilas.
Jiyong sudah tidak terkejut lagi dengan perlakuan Chaerin ini, karna sudah pasti ia sering diperlakukan seperti ini oleh Chaerin.
Jiyong tersenyum nakal menatap Chaerin.
“Kenapa menatapku seperti itu, eh?” tanya Chaerin dengan wajah heran.
Jiyong masih saja tersenyum nakal lalu tiba-tiba menarik tengkuk Chaerin dan mencium bibir istrinya itu. Jiyong mencium Chaerin cukup lama hingga Chaerin kehabisan nafas dibuatnya.
“Emh~” desah Chaerin sambil mendorong Jiyong.
Jiyong pun melepaskan panggutan bibirnya di bibir Chaerin.
“Kau..hh.. membuatku kehabisan nafas, Oppa..hh...” Ucap Chaerin dengan nafasnya yang terengah-engah.
“Itu hukuman untukmu, Chagiya.”
“Ternyata menyuruh suami melepaskan pelukannya merupakan sebuah kesalahan dan harus dihukum.”
“Tentu saja.” Jiyong tersenyum puas.
“Dasar Jiyong pervert,” ladek Chaerin sambil menjulurkan lidah kearah Jiyong.
“Kau ini!” baru saja Jiyong ingin menghukum Chaerin lagi, namun niatnya terhenti karna mencium bau terbakar dari dapur mereka.
“Chagiya, apa kau mencium bau gosong?” tanya nya sambil mengendus bau itu lagi.
“Eoh... Bau apa ini?”
Jiyong dan Chaerin sibuk berpikir namun tidak menyadari apa yang telah terjadi di dapur mereka.
“Aigoo, aku lupa!” teriak Chaerin yang teringat dengan makanan yang dimasaknya. Chaerin pun berlari menuju dapur untuk melihat masakannya dan mematikan kompor.
“Ya! Chagiya, jangan berlari seperti itu. Kau sedang hamil, itu berbahaya.” Teriak Jiyong yang melihat istrinya berlari pergi ke dapur mereka.
“Mianhae, Oppa. Aku panik.” Kata Chaerin pada Jiyong yang sudah ada di hadapannya. Chaerin yang sibuk mematikan kompor tidak terlalu memperhatikan suaminya bicara.
“Tapi jangan seperti itu, bagaimana jika terjadi sesuatu padamu dan anak kita?”
“Ya! Kenapa kau jadi over protective seperti ini, Oppa?”
“Aku akan berubah menjadi manusia over protective jika itu menyangkut istri dan anakku.” Ujar jiyong tegas pada Chaerin.
“Ya sudahlah, lupakan.” Kata Chaerin lalu menatap miris pada masakannya yang gosong.
“Bagaimana ini, masakannya gosong?” Ujar Chaerin miris. “Ini gara-gara kau.” Sambung Chaerin dan menunjuk hidung suaminya.
“Kenapa aku?” Ujar Jiyong manja berusaha melarikan diri dari masalah yang di timbulkannya.
“Tidak usah sok manja, masakanku gosong ini semua karnamu.” Ucap Chaerin kesal dan melipat tangannya didepan dada.
“Eoh, arraseo. Kalau begitu kita pesan makanan dari restoran saja.”
“Hmm… itu lebih baik. Aku sudah tidak ingin memasak lagi.” Ujar Chaerin dan beranjak dari dapur menuju keruang tamu.
Chaerin duduk di sofa dan menyalakan tv, mencari channel secara random tanpa berminat menonton tv. Sedangkan Jiyong yang masih ada didapur segera menelepon restoran siap saji dan memesan makanan.
*
*
*
“Oppa~” panggil Chaerin pada Jiyong yang sedang memeluknya.
“Ya, sayang?” sahut Jiyong.
“Apa kau mencintaiku?”
“Apa yang kau tau, Chagiya?” Jiyong balik bertanya pada Chaerin.
“Huh?” gumam Chaerin yang bingung dengan pertanyaan Jiyong.
“Aku tanya, apa yang kau tau? Apa yang kau tau tentang siapa yang aku cintai dan sayangi?”
“Eum… Yang aku tau kau sangat mencintai bayi mu.” Jawab Chaerin santai sambil menyamankan posisinya di pelukan Jiyong.
“Tapi Aku lebih mencintaimu. Andai saja kalian berdua ada dalam bahaya dan hanya bisa memilih salah satu dari kalian untuk diselamatkan, maka aku akan lebih memilihmu untuk tetap hidup.”
“Wae? Kenapa seperti itu? Kan kasihan anakmu, dia tidak sempat melihat dunia yang indah ini. Lagipula kau juga sangat menginginkan anak ini, bukan? Kenapa membiarkan dia pergi? Dan aku sudah puas menikmati dunia ini, lebih baik membiarkannya hidup dan biarkan aku yang pergi.” Ucap Chaerin panjang lebar.
“Karna aku lebih mencintaimu. Soal bayi, kita bisa membuatnya lagi. Tapi aku belum puas memberikanmu seluruh cinta, kasih sayang, dan perhatian. Aku tidak akan membiarkanmu pergi. Tidak akan pernah.”
“Walaupun kau pergi dengan keinginanmu sendiri, aku akan tetap memaksamu agar tetap ada disampingku. Aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi.” Tegas Jiyong pada Chaerin.
“Kau egois.” Cibir Chaerin.
“Ya, kedengarannya memang seperti itu. Tapi itu karna aku mencintaimu. Sangat mencintaimu.” Jiyong mengeratkan pelukannya. “Sudahlah sekarang kita tidur.” Kata Jiyong lagi.
“Hm.” Gumam Chaerin.
Jiyong mengeratkan pelukannya di badan Chaerin, menarik selimut menutupi badan mereka berdua dan segera menyusul istrinya yang sudah terlebih dahulu terlelap.
*
*
*
Matahari bersinar menembus celah jendela kamar Jiyong dan Chaerin. Hanya ada seorang pria di kamar itu, Jiyong. Lalu Chaerin? Tentu saja Chaerin sudah labih dulu bangun daripada suaminya.
Jiyong meraba tempat tidur disampingnya, Tidak ada pikirnya. “Dia pasti sudah bangun.” Ujar Jiyong bicara pada dirinya sendiri.
Jiyong segera bangkit dari tempat tidurnya dan beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
15 menit waktu yang dibutuhkan Jiyong untuk membersihkan diri. Segera saja ia beranjak ke dapur untuk menghampiri istrinya.
“Kau cantik sekali jika sedang memasak.” Ucap jiyong yang sudah duduk di meja makan dan memperhatikan istrinya yang sedang membuat makanan untuk sarapan mereka.
Jika kalian pikir pipi Chaerin akan memerah mendengar rayuan Jiyong, maka kalian salah besar. Chaerin tidak akan tergoda hanya dengan rayuan seperti itu.
“Gombal.” Gumam Chaerin pelan yang tentu saja tidak didengar suaminya.
Chaerin tetap menunduk memperhatikan masakannya tak ingin kejadian tadi malam terulang lagi. “Tidak hanya saat memasak, setiap saat aku terlihat cantik.” Ujar Chaerin percaya diri.
“Kau ini percaya diri sekali,” ucap Jiyong terkekeh mendengar penuturan istrinya barusan.
“Tentu saja. Jika aku tidak cantik kau tidak akan mau menikahiku kan.” Ucap Chaerin tidak mau kalah.
“Chagiya, aku menikahimu bukan hanya karna kecantikan wajahmu, tapi juga kecantikan hatimu. Aku sangat beruntung bisa mendapatkanmu, menikahimu, dan menjadikanmu ibu dari anak-anakku.” Ucap Jiyong yang sudah ada di belakang Chaerin dan memeluk Chaerin mesra.
“Hmm. Aku percaya padamu.” Ucap Chaerin tersenyum lembut dan menyentuh tangan Jiyong yang melingkar di perutnya.
“Chagiya, besok aku akan pergi keluar kota lagi. Kau tidak apa-apa kan di tinggal sendirian?” tanya Jiyong pada Chaerin, berharap Chaerin yang untuk kesekian kalinya memberikan pengertian dan membolehkannya pergi.
“Tidak apa-apa. Kau sudah terlalu sering meninggalkan aku sendiri, jadi aku sudah terbiasa.” Dan benar saja, Chaerin akan selalu mamaklumi jika suaminya pergi untuk urusan pekerjaannya. Dia melakukan ini demi aku juga kan begitulah yang ada didalam hati Chaerin selama ini. Namun kali ini entah mengapa ada sesuatu yang berbeda, dia seperti tidak percaya jika suaminya pergi untuk urusan pekerjaan.
“Gomawo, Chagiya. Aku sangat mencintaimu.” Ucap jiyong senang sambil menciumi tengkuk istrinya itu.
“Hmm.” hanya itu yang bisa dikatakan Chaerin pada suaminya.
Kenapa Jiyong Oppa sering sekali pergi keluar kota belakangan ini? Kemana saja dia? Apa memang untuk urusan pekerjaan, atau untuk urusan yang lain? Apa dia punya yeoja lain?
Aish! Chaerin, berpikir apa kau ini? Tentu saja suamimu pergi untuk urusan pekerjaan. Dia tidak mungkin punya wanita lain. Seperti yang dikatakannya, dia sangat mencintaimu. Bagaimana bisa kau tidak mempercayai suamimu sendiri?
Chaerin menampik semua pikiran aneh yang menghampirinya dan meyakinkan dirinya jika suaminya hanya mencintainya.
Tapi, bisa saja semua dugaan Chaerin itu benar.
To be continued...
Ff pertama saya yang pernah publish di fanpage Skydragon Fanfiction Indonesia pada tahun 2012/2013, jadi mohon maaf kalau masih ada plot hole dan aneh.
0 komentar:
Posting Komentar